Belum Ada Ditemukan Kasus Omicron Varian XBB di Sumut

Ilustrasi Omicron XBB

apacerita.id, Medan – Kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia. Namun, kasus tersebut belum ditemukan di Provinsi Sumut. “Belum ada. Semoga tidak ada yang terapar ya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dr Ismail Lubis MM, Minggu (23/10/2022).

Ia mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan surat kewaspadaan ke kabupaten/kota, untuk memperkuat protokol kesehatan (prokes). “Masyarakat diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Pihaknya bersama KKP dan intansi terkait juga sudah meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk negara. “Masyarakat diharapkan lengkapi vaksinasi dosis satu, dosis dua dan booster. Segera ke petugas kesehatan jika ada gejala,” tegasnya.

Sebelumnya, subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia, masyarakat diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker.

Varian XBB menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.

”Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” kata Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Mohammad Syahril SpP MPH.

Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

”Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober,” jelasnya.

Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB.

Syahril mengatakan meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron. Kendati demikian negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Dalam tujuh hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.

Ia meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19.

Selain itu juga menyegerakan vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan proteksi terhadap Covid-19. ”Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat Covid-19,” terang Jubir Syahril.

Kemenkes juga sudah meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk negara. (nz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *