Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Organik yang Bernilai Ekonomis

Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Quality (UQ) yang diketuai Dr Dedi Simbolon dan para dosen lainnya foto bersama para kelompok ibu rumah tangga dari Desa Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. (Foto/dok)

MEDAN, APACERITA — Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) dinilai dapat menjadi salah satu solusi mengurangi sampah organik. Bahkan budidaya larva dari lalat tentara hitam itu juga memiliki nilai jual di pasaran, artinya bernilai ekonomis.

Hal itu dikatakan Dr Dedi Holden Simbolon S.Si, selaku ketua Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Quality (UQ) kepada wartawan di Medan, Rabu (8/11/2023).

Bacaan Lainnya

Dr Dedi mengatakan, dirinya berkolaborasi dengan tim yakni Dr Eka Kartika Silalahi, S.Si, M.Pd dan Julieta Christy, S.P, M.Agr, dosen Universitas Quality menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada salah satu kelompok ibu rumah tangga di Desa Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dr Dedi menjelaskan, Maggot merupakan larva dari lalat tentara hitam (Black Soldier Fly) berfungsi sebagai pengurai alami yang dapat di budidayakan atau diperbanyak dan tidak membawa penyakit seperti lalat pada umumnya.

“Budidaya maggot BSF sangatlah mudah. Media serta bahan yang dibutuhkan tidak susah dan mudah didapat. Media untuk maggot bisa dedak halus atau serabut kelapa yang lembab. Maggot hanya perlu dikasih makan berupa sisa-sisa makanan/buah-buah yang sudah mulai busuk. Namun, banyak orang masih takut untuk melakukan budidaya maggot karena belum terbiasa melihat maggot,” ucap Dr Dedi.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, lanjut Dr Dedi, melibatkan dua orang mahasiswa yaitu Darius Simanjuntak dan Iganus Umannge mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Quality. Kegiatan ini juga dibantu oleh seorang narasumber praktisi peternakan Bapak Try Harys Silalahi, S.Pt yang berasal dari Kabupaten Simalungun.

Kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi dan pengenalan tim Pengabdian kepada kelompok Ibu rumah tangga pada akhir bulan Agustus 2023.

“Mitra kita adalah sekelompok ibu rumah tangga yang bekerja sampingan sebagai asisten rumah tangga berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pendapatan keluarga mereka,” terang Dedi.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan manfaat kepada mitra sasaran berupa maggot yang digunakan sebagai pakan ternak kaya protein dan kompos organik dari maggot (kasgot), melalui memanfaatkan limbah organik pasar dan rumah tangga. Jadi kegiatan ini merupakan upaya untuk mengurangi sampah organik dengan menjadi pakan ternak dan pupuk kompos organik yang bisa memiliki harga jual

“Kelompok ibu rumah tangga ini memiliki respon yang positif karena melalui kegiatan ini mereka memiliki pekerjaan tambahan yang tidak mengikat dan dapat pula menambah penghasilan mereka,” ujar Dedi. Tim dosen berharap mitra dapat memanfaatkan alat yang dibuat dosen sehingga usaha mereka terus berkembang.

Tim Pengabdian juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dana dari DRTPM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemdikbudristek) tahun anggaran 2023 sehingga seluruh rangkaian kegiatan dapat dilakukan dan berjalan dengan baik serta dapat membantu menyelesaikan permasalahan mitra. (rel/nz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *