PENNSYLVANIA — Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan ditembak oleh seorang pria bersenjata saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu (13/7) waktu setempat. Tim kampanye dan Secret Service memastikan bahwa Trump dalam kondisi aman dan tidak mengalami cedera serius.
Penembakan di Tengah Kampanye
Insiden penembakan terjadi saat Trump sedang berpidato di hadapan para pendukungnya. Darah terlihat mengalir dari telinga kanan Trump setelah terdengar beberapa kali tembakan. Agen-agen Secret Service segera bertindak cepat dengan mengevakuasi Trump dari panggung.
Saksi mata di lokasi kejadian mengatakan kepada BBC bahwa mereka melihat seorang pria berpakaian kamuflase coklat naik ke atap sebuah gedung dengan membawa senapan. “Secret Service melihat kami dari atas gudang, saya menunjuk ke atap itu—dan tiba-tiba terdengar lima tembakan,” ungkap seorang saksi.
Respons Cepat Secret Service
Setelah pria tersebut menembak, agen-agen Secret Service segera merespons dan menembak mati pelaku di tempat kejadian. Tindakan cepat ini mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari mantan Presiden George W. Bush.
Kecaman dari Tokoh Politik
George W. Bush mengutuk upaya pembunuhan terhadap Trump. “Laura dan saya bersyukur Presiden Trump selamat setelah serangan pengecut terhadap hidupnya. Dan kami memuji para anggota Secret Service atas respons cepat mereka,” ujar Bush.
Senada dengan Bush, kandidat presiden dari kubu independen, Robert F. Kennedy Jr., juga mengutuk kekerasan tersebut. “Sekarang adalah waktunya bagi setiap orang Amerika yang mencintai negara kita untuk mundur dari perpecahan, meninggalkan semua kekerasan, dan bersatu dalam doa untuk Presiden Trump dan keluarganya,” tegas Kennedy Jr.
Korban Tewas dan Luka-Luka
Jaksa Wilayah Butler County, Richard Goldinger, menyatakan bahwa dua orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk pelaku penembakan. Beberapa peserta kampanye juga dilaporkan mengalami luka-luka akibat tembakan tersebut.
Pernyataan dari Pemerintah
Presiden Joe Biden segera diberi pengarahan tentang insiden ini oleh Direktur Secret Service Kimberly Cheatle, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, dan Penasihat Keamanan Dalam Negeri Liz Sherwood-Randall. Biden mengutuk kekerasan ini dan menyampaikan simpati kepada Trump dan para korban.
Gubernur California Gavin Newsom juga menyampaikan kecaman terhadap penembakan tersebut. “Kekerasan tidak mendapat tempat dalam demokrasi kita. Pikiran saya tertuju pada Presiden Trump dan semua orang yang terkena dampak pada pertemuan massa hari ini,” kata Newsom di media sosial X.
Reaksi dari Luar Negeri
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang baru saja mengunjungi Trump di Mar-a-Lago pada Jumat lalu, juga menyampaikan simpati dan doa melalui media sosial. “Pikiran dan doa saya bersama Presiden Donald Trump di saat-saat kelam ini,” tulis Orban di X. (qr)