ESDM Setujui Pengembangan Lapangan Migas Geng North dan Gehem: Investasi Rp 280 Triliun Menanti

Ilustrasi Blok Migas. (Foto/Dok)

JAKARTA, APACERITA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja menyetujui Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) untuk dua proyek strategis di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Persetujuan ini mencakup pengembangan Lapangan Geng North di Wilayah Kerja (WK) North Ganal, serta Lapangan Gehem di WK Ganal dan WK Rapak. Kedua proyek ini merupakan bagian dari North Hub Development Project yang berlokasi di Selat Makassar.

Penemuan sumber migas di Lapangan Geng North sempat menarik perhatian dunia, karena masuk dalam tiga besar penemuan eksplorasi global pada tahun 2023. Persetujuan POD tersebut secara resmi dikeluarkan oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, melalui surat dengan nomor T-351/MG.04/MEM.M/2024 sebagai tanggapan atas rekomendasi yang diajukan oleh Kepala SKK Migas.

Bacaan Lainnya

Hudi D Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menyatakan bahwa persetujuan ini merupakan pencapaian yang sangat penting, terutama mengingat status proyek sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor hulu migas. Menurutnya, persetujuan ini menjadi kado istimewa untuk perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia.

“Proses persetujuan ini berlangsung dengan sangat cepat, hanya dalam waktu sepuluh bulan sejak penemuan besar di Geng North pada Oktober 2023. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat birokrasi dan mendukung sektor hulu migas,” ungkap Hudi, Jumat (23/8/2024).

Hudi juga menambahkan bahwa percepatan ini sesuai dengan arahan Presiden untuk terus melakukan reformasi birokrasi, terutama dalam mempercepat proses di industri hulu migas. Persetujuan cepat ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi investasi di sektor ini, karena pemerintah dan SKK Migas terus berupaya meningkatkan daya saing investasi.

“Investasi yang akan masuk melalui proyek ini sangat besar, diperkirakan mencapai US$ 17,490 miliar atau sekitar Rp 280 triliun. Ini merupakan investasi yang sangat signifikan, bahkan 2,5 kali lebih besar dari investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung,” kata Hudi.

Dari investasi tersebut, potensi pendapatan kotor (gross revenue) diproyeksikan mencapai US$ 39,457 miliar atau setara dengan Rp 631 triliun. Alokasi untuk pendapatan negara diperkirakan sebesar US$ 12,993 miliar atau sekitar Rp 208 triliun, sementara kontraktor akan mendapatkan bagian sebesar US$ 8,128 miliar. Sebagian besar biaya akan dialokasikan untuk cost recovery yang diperkirakan mencapai US$ 18,336 miliar.

“SKK Migas akan memastikan pengawasan yang ketat agar cost recovery dapat diefisienkan, sehingga penerimaan negara bisa lebih besar. Ini tentu akan mendukung program pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” pungkas Hudi. (nz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *