Greenpeace Kritis Terhadap Penunjukan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM dalam Reshuffle Kabinet Jokowi

Bahlil Lahadalia ditunjuk menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Arifin Tasrif. (Foto/Antara)

JAKARTA, APACERITA – Presiden Joko Widodo hari ini melakukan reshuffle kabinet, dengan Bahlil Lahadalia ditunjuk sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Penunjukan ini langsung mendapatkan kritik tajam dari Greenpeace Indonesia, yang mengkhawatirkan dampak penunjukan tersebut terhadap pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

Greenpeace Indonesia menilai bahwa latar belakang Bahlil, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sebagai pengusaha tambang dapat menimbulkan konflik kepentingan. Organisasi lingkungan ini mengungkapkan kekhawatiran bahwa penunjukan Bahlil akan mempengaruhi kebijakan eksploitasi sumber daya alam, yang berpotensi merugikan upaya Indonesia dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi emisi karbon.

Bacaan Lainnya

Melansir Tempo, Senin (19/8/2024), Juru Kampanye Greenpeace Indonesia, Rio Rompas, menyatakan, “Naiknya Bahlil menjadi Menteri ESDM akan berdampak serius pada pengelolaan energi dan mineral. Dengan latar belakangnya dalam bisnis tambang, kami khawatir bahwa fokusnya akan lebih pada eksploitasi daripada pada keberlanjutan transisi energi dan perlindungan lingkungan.”

Rio juga menambahkan bahwa penunjukan ini berpotensi menambah konflik kepentingan, mengingat hubungan Bahlil dengan perusahaan tambang. Greenpeace memandang bahwa hal ini bisa mempengaruhi penegakan hukum dan pengawasan di sektor ESDM, serta memicu krisis iklim, konflik agraria, dan deforestasi.

Bahlil Lahadalia, yang menggantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri ESDM, membantah adanya konflik kepentingan. Ia mengklaim bahwa urusan bisnisnya telah diselesaikan dan berjanji untuk memisahkan kepentingan negara dari kepentingan pribadi. “Meskipun saya memiliki latar belakang sebagai pengusaha, saya bisa membedakan mana yang untuk kepentingan negara dan mana yang untuk kepentingan pribadi,” kata Bahlil di Istana Negara.

Selain penunjukan Bahlil, reshuffle kabinet juga mencakup penunjukan Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM, menggantikan Bahlil Lahadalia. (nz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *