Mindanao, apacerita.id – Korban tewas akibat badai dahsyat yang memicu banjir dan tanah longsor di seluruh Filipina telah mencapai 150 orang, kata pejabat bencana pada Kamis 3 November 2022. Diperkirakan akan lebih banyak hujan di beberapa daerah yang paling parah dilanda.
Dilansir dari Channel News Asia, lebih dari 355.400 orang meninggalkan rumah mereka saat Badai Tropis Nalgae yang parah menghantam sebagian besar negara kepulauan itu, akhir pekan lalu dan selama akhir pekan.
Dari 150 kematian yang dicatat oleh badan bencana nasional, 63 berada di wilayah Bangsamoro di pulau selatan Mindanao, di mana banjir bandang dan tanah longsor menghancurkan desa-desa. Setidaknya 128 orang terluka dan 36 masih hilang di seluruh negeri, kata badan tersebut.
Mindanao jarang dilanda topan, yang menyerang Filipina setiap tahun, tetapi badai yang mencapai wilayah tersebut cenderung lebih mematikan daripada di Luzon dan bagian tengah negara itu.
Dengan perkiraan hujan lebih banyak pada hari Kamis, badan-badan bencana di Bangsamoro sedang mempersiapkan kemungkinan kehancuran lebih lanjut di wilayah miskin dan pegunungan.
“Tanah masih basah di daerah-daerah di mana banjir bandang dan tanah longsor terjadi sehingga erosi lebih lanjut dapat segera dipicu,” kata kepala pertahanan sipil regional Naguib Sinarimbo.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, menyalahkan penggundulan hutan dan perubahan iklim atas tanah longsor yang menghancurkan di Bangsamoro. Marcos telah mengumumkan keadaan bencana selama enam bulan di daerah yang paling parah terkena dampak, membebaskan dana untuk upaya bantuan. (viv/qr)