Ketua Nasdem Sumut: Penolakan Anies di Sejumlah Daerah Sudah Dirasakan Lebih Dulu di Sumut

Ketua DPW NasDem Sumut Iskandar ST didampingi Wakil Ketua DPW Nasdem Sumut Suriadi Bahar dan Rico Waas yang juga koordinator relawan Anies Baswedan.(Foto/apacerita)

Medan, apacerita.idUpaya-upaya penolakan Anies Baswedan melangkah menuju RI 1 telah dirasakan sejak mantan Gubernur DKI itu Roadshow ke Sumut beberapa waktu lalu.

Hal itu dikatakan Ketua DPW Nasdem Sumut Iskandar ST merespon berbagai hambatan yang dialami Anies saat berkunjung ke sejumlah daerah di Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Hal seperti ini muncul juga saat pak Anies berkunjung ke Sumatera Utara. Hanya saja kita bisa mengatasinya,” kata Iskandar
kata Ketua DPW NasDem Sumut Iskandar ST didampingi Wakil Ketua DPW Nasdem Sumut Suriadi Bahar dan Rico Waas yang juga koordinator relawan Anies Baswedan, Jumat (9/12/2022).

Menurutnya, pencekalan Anies dilakukan kelompok-kelompok tertentu dengan tiga alasan. Pertama, takut bersaing dengan Anies di Pilpres 2024. Kedua, takut kepentingannya terganggu. Ketiga, tak ingin melihat Indonesia maju.

Berkaca dari pengalaman mereka dalam mengawal kunjungan Anies di Sumatera Utara, Iskandar menyarankan agar pengurus Nasdem di daerah lain untuk tetap solid dan bergandengan tangan dengan para relawan.

“Saya meminta agar relawan Anies Baswedan di seluruh Indonesia tidak mudah percaya hoax. Pengurus harus menjadikan relawan sebagai tulang punggung suksesnya acara dengan tetap menjalin kekompakan lewat konsolidasi-konsolidasi,” pungkasnya.

Jadi kalau ada pencekalan dan pembubaran acara yang dihadiri Anies di sejumlah daerah di Indonesia, lanjut Iskandar, pihaknya sudah lebih dulu merasakan itu, sewaktu mendatangkan Anies ke Medan.

“Kalau kedatangan Anies ke Medan kemarin, ada yang sengaja menyebar hoaks di media sosial. Bahkan ada yang sengaja membawa bendera HTI. Adapula informasi mengatakan relawan yang datang ke Istana Maimun dibayar dan sebagainya. Namun hal itu kami pastikan tidak benar. Citra yang dibangun bahwa Anies berbahaya, radikal dan sebagainya itu juga tidak benar,” tegas Iskandar. (nz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *