PT SOL Dampingi Kelompok Tani di Pahae Kembangkan Pertanian Bawang Merah

TAPANULI UTARA, APACERITA – PT Sarulla Operations Ltd (SOL) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang pertanian telah mendampingi beberapa kelompok tani di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Julu dalam kegiatan pertanian bawang merah sejak tahun 2021 hingga saat ini.

Program ini dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten  Tapanuli Utara melalui tim BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu.

External Relation (ER) Advisor SOL, Industan Sitompul kepada wartawan, Kamis (25/4) menyampaikan, dalam pendampingan para kelompok tani ini, pihak SOL membantu mulai dari persiapan lahan, pelatihan, penyediaan bibit, pupuk, dan pestisida yang dibutuhkan selama masa penanaman sampai dengan panen.

“Pelatihan dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petani dalam pertanian bawang. Mengingat pada umumnya para petani di daerah Pahae terbiasa melakukan pertanian padi sawah dan mengelola tanaman dikebun atau ladang sebagai sumber mata pencaharian utama,” ujarnya.

Dia menjelaskan, untuk periode tahun 2023, mulai bulan Juli hingga saat ini SOL melakukan pendampingan 2 kelompok tani dalam kegiatan pertanian bawang merah dengan varitas Batu Ijo yakni Kelompok Tani Dosroha Nauli di Desa Simataniari Kecamatan Pahae Julu dan Kelompok Tani Beta Maju di Desa Silangkitang di Kecamatan Pahae Jae dengan total jumlah anggota 32 orang.

“Kedua kelompok tani menerima bibit bawang sebanyak 2.100 kg dan ditanam di lahan seluas 19.400 m² mulai bulan Desember 2023. Proses monitoring terhadap dua kelompok dilakukan secara intensif bekerjasama dengan pihak BPP dan PPL  mulai dari awal sampai pada masa panen di bulan Maret 2024,” jelasnya.

Dia menerangkan, kedua kelompok tani itu telah berhasil memanen bawang merah sebanyak 3.565 kg. Hasil panen ini dinilai cukup berhasil mengingat kondisi cuaca yang sangat ekstrim dengan curah hujan tinggi selama masa penanaman bawang merah sepanjang akhir tahun 2023 sampai saat ini.

“Para anggota kelompok telah menjual 2.110 kg dari hasil panen dengan kisaran harga Rp20.000 – Rp30.000 per kilogram dan total hasil penjualan adalah sekitar Rp55.000.000. Hasil penjualan ini telah memberikan dampak positif kepada kelompok dengan adanya penghasilan tambahan kepada anggota kelompok,” terangnya.

Dia mengungkapkan, keberhasilan kedua kelompok ini telah memberikan inspirasi dan semangat untuk mengembangkan pertanian bawang merah di daerah Pahae. Sekalipun tetap masih perlu pengkajian lebih lanjut, hal yang dapat dipertimbangkan untuk pertanian bawang merah varitas Batu Ijo ini adalah masa tanam hingga panen tanaman bawang merah terbilang sangat singkat, yakni hanya ± 75 hari saja.

“Di kondisi curah yang tinggi, ketahanan tanaman bawang merah varietas Baju Ijo sangat tahan. Kini, tanah Pahae juga sudah terbukti memiliki potensi dan peluang untuk pengembangan tanaman bawang merah. SOL berharap para kelompok tani dampingan melalui program CSR ini dapat tetap melanjutkan pertanian bawang merah ini secara berkelanjutan dan kedepannya dapat menjadi salah satu sumber peningkatan ekonomi para petani binaan atau dampingan,” ujarnya.

Nurmince Sitorus, salah satu petani yang didamping CSR SOL dalam pertanian bawang merah juga menyampaikan rasa antusias dan optimisnya untuk terus mengembangkan tanaman bawang merah karena sudah merasakan sendiri hasil yang diperolehnya.

“Untuk penanaman tahap 2 ini, saya sudah menambah luas lahan untuk ditanami bawang merah. Di penanaman tahap 1, saya tanam di lahan seluas 800 m². Tetapi untuk tahap 2 ini, saya sudah menanam di lahan seluas 1.000 m². Saya tambah luasnya karena sudah merasakan hasilnya. Sangat memuaskan hasilnya dan menambah keuangan keluarga,” pungkasnya. (rel/nz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *