Tahanan Kasus Pemerkosaan Anak Tiri Diduga Bebas Gunakan Hp di Rutan Medan

Postingan R di akun sosial media miliknya yang terlihat Kamis (20/4/2023) kemarin. R sudah tersangka dan berstatus tahanan di Rutan Kelas I Medan namun bisa bebas aktif menggunakan handphone padahal hal ini seperti ini dilarang keras buat seluruh tahanan. (screenshootfoto)

Medan, apacerita.idBeredar foto tangkapan layar yang diduga akun medsos milik salah seorang tahanan yang aktif memperbaharui status meskipun sang pemilik saat ini sedang ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Medan.

Tahanan yang diketahui berinisial R itu adalah tersangka pemerkosa anak tiri di bawah umur diduga bebas menggunakan Hp (ponsel) meski sedang ditahan di Rutan Kelas I Medan pimpinan Nimrot Sihotang. 

Bacaan Lainnya

Dari status media sosial (medsos) Facebook (FB) R dengan akun Reza Rivai, terlihat cukup aktif bermain medsos FB. Berulang kali R membuat status dengan gambar dan caption termasuk soal permasalahan yang sedang dihadapinya.

Dilihat pada Kamis (20/4/2023), R update status dengan gambar ia bersama putrinya. Bahkan pada beberapa hari sebelumnya, R turut membuat status terkait kasus pemerkosaan yang dituduhkan pada dirinya. 

Malah R terlihat aktif membalas setiap komen-komen netizen di status FB nya itu. Artinya, R atau pun tahanan lain di Rutan Kelas I Medan bebas menggunakan Hp.

Namun sayang, menindaklanjuti informasi ini, Karutan Kelas I Medan, Nimrot Sihotang saat dikonfirmasi, Jumat (21/4/2023) enggan mengangkat telepon selulernya meskipun sudah berulang kali dihubungi. 

Terpisah, Kadivpas Kemenkumham Sumut, Rudi Sianturi saat dikonfirmasi mengaku terkejut saat diberitahukan tentang bebasnya penggunaan Hp oleh tahanan salah satunya tersangka pemerkosa di Rutan Kelas I Medan.

“Terima kasih infonya ya, nanti akan kita evaluasi segera,” jawab Rudi Sianturi dari ponselnya. 

Diketahui sebelumnya, pegawai honorer di Dinas Pertamanan Kota Medan berinisial R dijebloskan ke penjara. Dia diduga tega memperkosa anak tirinya, A selama bertahun-tahun.

R akhirnya diboyong masyarakat ke Polrestabes Medan. Pemerkosaan itu diduga dilakukan R ketika A masih duduk di kelas 6 sekolah dasar. 

Selama ini korban dan ibunya tinggal bersama R. Keluarga korban juga telah mengadukan perbuatan R kepada polisi pada Sabtu 8 Oktober 2022 lalu. Namun, polisi tak menangkap R. 

Akhirnya keluarga dan warga menangkap R dan menyerahkannya kepada polisi pada saat itu juga. (nz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *