Medan, apacerita.id – Kasus dugaan pengusiran anak-anak yang ingin melaksanakan liturgi di Gereja HKBP Pabrik Tenun viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh akun Facebook Minaria Caroline Sihombing disebutkan, bahwa pihak Gereja HKBP Pabrik Tenun dituding mengusir anaknya yang ingin sekali mengikuti liturgi.
Gegara masalah ini, Minaria Caroline Sihombing, jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun di Jalan Pabrik Tenun, Kelurahan Sei Putih Timur I, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan menuangkan keluh kesahnya di media sosial.
Minaria Caroline Sihombing kecewa dengan pelayanan Gereja HKBP Pabrik Tenun, karena Sintua di gereja tersebut telah mengusir anaknya.
Saat mengikuti liturgi sekolah minggu, anak perempuan dari Minaria Caroline Sihombing sempat ikut bersiap menyambut suka cita Natal. Namun, ketika berada di atas mimbar, anaknya diminta turun.
Sontak, tindakan pihak gereja membuat Minaria Caroline Sihombing merasa patah hati. Ia sedih melihat ekspresi anaknya yang murung setelah diminta turun dari atas mimbar.
Karena kekesalannya itu, Minaria Caroline Sihombing lantas menumpahkan curahan hatinya di media sosial Facebook. Tak pelak, postingannya itu pun ramai dibagikan dan dikomentari banyak orang.
Terkait masalah ini, sejumlah media masih berupaya mengonfirmasi pengurus Gereja HKBP Pabrik Tenun beserta Ephorus.
Pada postingannya yang pertama Minggu (11/12/2022), Minaria Caroline Sihombing mengupload video saat anaknya turun dari atas mimbar karena diduga diusir pihak gereja.
Mulanya, anak perempuan Minaria Caroline Sihombing tampak begitu bahagia bisa mengikuti liturgi. Namun, ketika diminta turun dari atas mimbar, wajah sang anak langsung cemberut.
Adapun curhatan Minaria Caroline Sihombing di Facebook sebagai berikut.
“Amang.. apala itor disuruh ma turun boruki puang
Apalah salahnya ikut toh paling akhir kok, dulu juga perasaan waktu aku natal sekolah minggu ada yang maju2 ikutan walau belum latihan karena toh liturginya cuma “pada mulanya”
Padahal udah semangat dia mau liturgi dan memang belum pernah latihan tapi toh baru dftr di gereja ini 2 minggu yang lalu.
Mau makelai tapi ini Gereja
HKBP Pabrik Tenun,”
Tidak cukup sampai di situ, Minaria Caroline Sihombing juga kembali mengunggah curhatannya hingga menuai beragam respon dari pengguna media sosial.
Ada yang merasa bersedih, ada pula yang berdebat gegara masalah ini.
Kebanyakan dari netizen merasa iba dengan anak-anak Minaria Caroline Sihombing. Mereka khawatir mental si anak akan down gegara masalah ini.
Adapun isi curhatan lain dalam Facebook Minaria Caroline Sihombing sebagai berikut ini.
“6 tahun aku sama suamiku ini, belum pernah dia marah, sampai ku bilang dia ”manusia tanpa rasa” karena selalu diam tidak pernah marah. Sampai kujulukin manusia tanpa emosi.
Kali ini pertama kali ku lihat dia marah karena anaknya disuruh turun dari depan saat mau liturgi pada mulanya. Saat itu aku menahan tangis, suamiku juga sama.
Ga tahan bener2 mau nangis akhirnya aku keluar dari gereja dan sebelumnya sudah ajak suamiku untuk pulang.
Eh saat masuk mobil dia ga tahan akhirnya dia marah2 didepan Gereja. Pasti patah hatinya sebagai seorang bapak borunya dibegitukan
Okehlah anak ku ga ikut latihan, lagian baru 2 minggu lalu kami terdaftar di gereja ini.
Minggu lalu ga bisa ikut latihan kebetulan pulkam jenguk ortu yang kurang sehat.
Masa karena ga ikut latihan jadi gak bisa maju?
Katanya nanti diakhir ada tapi maaf dari awal dia gak umumin.
Yang di umumin kalau anak liturgi ortu ga bisa ambil foto sampe ke depan biar ga menganggu.
Terus diakhir apa? Kalau semisal cuma anak kita yang ga latihan jadi sendirian dia didepan ngomong “pada mulanya” ?
Setelah semua anak2 liturgi???
Bisa konsentrasi 30 menit pertama aja anak2 usia 4-5 tahun sudah puji Tuhan.
Menunggu terakhir bisa2 sepatunya pun sudah hilang 1, jepit rambut sudah kemana2 kalau teringat itu
Lagian kalau sudah maju gak perlu lah disuruh turun.
Itu guru sekolah minggunya perlu dipertanyakan itu.
Ini bernatal Loh, berbahagia seharusnya apalagi setelah 2 tahun berturut2 ga pernah Natalan karena corona. On gabe lungunan iba dohot geleng niba alani liturgi.
Hape holan berani pe maju tanpa latihan sudah hal yang membanggakan bagi kami orang tuanya. On dibaen down sampe tangis “Mau liturgi maa.. mau liturgii ma”
Awalnya sudah gak dikasih duduk dibarisan anak2 yang latihan dan anak sudah merengek minta duduk sama temen2 tapi kita kasih pengertian kalau dia ga latihan jadi ga bisa ikutan disitu duduknya walau belum paham betul.
Kita ajak nyanyi2 dan minta duduk sama temennya yang gak ikut latihan 1 orang.
Eh giliran maju untuk liturgi disuruh turun lagi. Aku bingung tadi ini mau natalan atau perlombaan? Yang ga latihan ga bisa ikutan,”.
Berkenaan dengan kasus ini, media masih berupaya mewawancarai Minaria Caroline Sihombing, orangtua dari anak yang diduga diusir pihak gereja. (tribun/ac)